Tempat Wisata di Jawa Timur Yang Terkenal
Sebagai orang Jawa Timur, tepatnya arek
Suroboyo yang suka mbolang, aku cukup familiar dengan wisata di daerah Jawa Timur
dari mulai indahnya pantai malang Selatan, wahana seru di Jatim Park, air
terjun di Pasuruan. Satu tempat wisata di Jawa Timur yang terkenal dan paling
berkesan menurutku adalah Bromo, gunung yang berakar di tiga daerah di Jawa
Timur sekaligus, Malang, Probolinggo dan Pasuruan.
Seperempat abad berdarah Jawa Timuran, baru
aku diberi kesempatan menjejakkan
kaki di tanah Tengger dalam sebuah acara yang penulisan cerpen Wayang oleh
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga bersama dua puluh lima peserta
lainnya. Peserta workhsop kepenulisan ini berasal dari berbagai kota, dari
Solo, Sidoarjo, Surabaya dan beberapa mahasiwa internasional Unair
Simak cerita lengkapnya
ya!
Menuju Bromo
Percaya enggak sih gak
semua orang Jawa Timur pernah merasakan wisata ke Bromo, karena akses dan
mungkin biaya yang tidak sedikit. Sesuai dengan kesepakatan masyarakat Adat,
akses menuju Bromo hanya bisa menggunakan motor pribadi atau jip, mobil tidak
bisa masuk di area Bromo.
Naik motor ke Bromo
bukanlah hal yang mudah, perjalanan khas pegunungan yang meliuk – liuk, di
tambah lautan gunung pasir membutuhkan ketelatenan dalam mengendarai motor,
tentu tenaga dan fisik yang kuat. Terlebih bila perjalanan dari luar Jawa
Timur. Jadi naik motor ke Bromo butuh skill yang baik
Alternatif lainnya untuk
menjelajahi Bromo dengan menyewa Jip. Tentu biaya menyewa jip ini tidak murah. Kisaran
menyewa satu jip antara 700-750, untuk lima orang penumpang, artinya setiap
orang dikenakan biaya kurang lebih 150K, itu hanya untuk biaya jip dari titik
poin terdekat nya saja ya
Bala Daun
Bromo tidak hanya barisan
penggunungan, bukit hijau membentang atau lautan pasir. Bromo adalah budaya dan
nilai yang dijaga oleh masyarakat Tengger yang guyup dan rukun. Nilai- nilai
yang kuingat setiap membahas kata Bromo.
Bala Daun, bala yang
artinya teman (bolo), daun simbol dari kehidupan dan lingkungan. Bisa juga
diartikan “berteman dengan alam” adalah
gagasan dari salah seorang warga Tosari, fasilitas tempat yang diberikan
gratis, cukup membayar dengan menyumbangkan bibit.
Dalam program kepenulisan
ini, selain membahas dan mengkurasi cerpen yang sudah kami tulis. Kami juga
diajak untuk mengenal masyarakat Tengger langsung dari mereka. Masyarakat
Tengger yang menjunjung tinggi nilai adat dan Budaya, semua masyarakat Tengger
adalah seorang tukang kebun yang menggarap ladang mereka sendiri.
Tolerasi menjadi nilai
yang menyatu dengan setiap tindakan dan perbuatan mereka. Sebagai suku
minoritas di Jawa Timur dengan mayoritas beragama Hindu, para pemeluk agama
Islam atau pun Kristen sangat dihargai dan tidak ada perbedaan kasta.
Tanah yang mereka tempati
adalah tanah leluhur yang selalu mereka jaga. Hukum alam begitu berlaku di
tanah ini. Tidak ada kejahatan, karena semua kejahatan akan dibahas dengan
hukum karma. Biarkan Alam yang membalas semua kejahatan.
Menginap di Rumah warga
Selain mendapatkan banya
cerita menarik tentang Tengger dan Budayanya. Kami juga dijamu dengan makanan
lokal, tradisional, sayuran segar yang mereka petik, dadar jagung, urap dan
sambal jadi dua kali lebih nikmat dari pada yang biasa aku makan di rumah.
Cabe khas Bromo yang
mirip dengan cabe wonosobo, besar, gembung, menjadi toping bakso di tengah
bekunya malam. Malam di Bromo bukan main dinginnya, selimut yang berlapis tidak
bisa menahan dinginnya malam.
Hal Menarik
Sunrise di Bromo
Sunrise di Bromo begitu
menenagkan. Yang dinanti pun muncul dan sesuai ekspektasi kami semua. Tepat pukul
05.20 pancaran cahaya yang malu malu, mulai menerangi kami untuk berfoto bersama
di sana.
Bukit Teletabis
Padang bukit landai
berwarna hijau yang mirip dengan serial semasa kanak-kanak, teletabis. Bukit
ini sangat indah, hamparan hijau yang unik dan bagus untuk berfoto.
Naik Kuda
Banyak kuda di Bromo. Kuda
yang siap mengantarkan kita sampai tangga menuju puncak Bromo harganya berkisar
100 sampai 150k tergantung dari seberapa jauh jarak tempuh menuju tangga
Tips ke Bromo
Sewa Jip
Sewa jip biar gak capek dan bisa menikmati keindahan bromo
Tidak perlu naik tangga
ke arah puncak gunung
Sepertihalnya kebanyakan
gunung yang indah dipandang dari kejuahan begitu juga Bromo. Menurutku untuk
menghemat tenaga, pengunjung tidak perlu menaiki tangga menuju ke puncak Bromo.
Karena tidak ada apapun yang bisa dilihat disana. Bau belerang begitu kuat dan
menyengat, asap pekat dan capkennya naik tangga. Mending simpan tenaga dan
fokus menikmati keindahan bromo dari kejauhan saja.
Jangan sering ke Toilet
Air menjadi hal yang
sangat langkah dan mahal di Bromo. Konon katanya air selalu mengalir dari atas
ke bawah. Maka dari itu pasuruan memiliki banyak sumber air yang melimpah
sedangan Bromo kekurangan air. Karenanya untuk buang air kecil dikenakan biaya
5000 yang itu cukup mahal menurut saya.
Membawa air dan makanan
ringan secukupnya
Mungkin karena aku datang
pada weekday, jadi tidak terlalu banyak variasi makanan yang ditawarkan di
sekitar wisata Bromo. Mending bawa makanan ringan, untuk menjadi tenaga ketika
berjalan jauh di Bromo.
Pakaian secukupnya
Bromo memang terasa
begitu dingin di malam hari, namun jika vois datang ketika pagi atau bahkan
siang hari, Bromo pun menjadi panas. Jadi sesuaikan pakaian di waktu sampai
Bromo
Post a Comment